Seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia dalam bidang teknologi maka banyak hasil karya manusia yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Dari alat-alat teknologi yang sederhana sampai pada alat teknologi yang modern sehingga informasi yang didapatkan menjadi lebih akurat. Banyak peralatan yang telah beredar di masyarakat, mulai dari radio, televisi, sampai pada komputer. Semua itu berkembang dari yang paling sederhana sampai pada yang paling mutakhir di jagad raya. Jadi peralatan teknologi yang telah mengalami perkembangan sangat tepat sebagai salah satu media alur informasi.
Dewasa ini salah satu media informasi yaitu Televisi (TV) bukan merupakan barang mewah di kalangan masyarakat, tetapi TV sudah sangat dikenal oleh seluruh kalangan masyarakat baik yang tinggal di pelosok maupun di kota. Sebagai alat teknologi informasi, TV terus mengalami perkembangan dari sejak dahulu. Dimana dulu hanya dikenal televisi monokrom (hitam-putih) sampai pada TV berwarna bahkan yang keluaran terbaru dan yang paling mutahir yang telah diproduksi saat ini adalah TV plasma (LCD) yang banyak tersedia di pasaran dengan berbagai merek dan harga. Kalau kita amati komponen maupun prinsip kerja TV terlihat sangat rumit terlebih lagi kalau kita mereparasinya. Maka sebagai insan intelektual sangatlah perlu untuk mengetahui seluk - beluk dan prinsip kerja TV agar kita nantinya bukan sebagai penikmat dari perkembangan teknologi tetapi bisa untuk mereparasinya.
Sejarah Televisi (TV)
TV pertama kalinya ditemukan pada tahun 1800-an oleh seorang pemuda petani di Amerika namun namanya tidak di patenkan. TV pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1936. TV Hitam Putih Pertama di Indonesia dibuat oleh Ralin sejak Asian Games tahun 1962. Tipe televisi pada saat itu adalah Televisi Hitam Putih (TV B/W) atau TV Monokrom. TV yang di produksi oleh Ralin ini diberi nama TVNI (Televisi Nasional Indonesia). Kata Televisi berasal dari kata latin yaitu : Tele yang berarti jauh dan Vision yang berarti melihat, jadi televisi berarti melihat gambar dari jauh. Secara umum TV hampir sama dengan sistem transmisi radio lainnya, bedanya adalah, pada TV terdapat dua informasi yaitu gambar yang dapat dilihat atau ditonton dan suara yang dapat didengar. Istilah yang digunakan untuk gambar dan suara pada televisi berasal dari bahasa latin, yaitu video yang berarti gambar dan audio yang berarti suara.
Sistem televisi di Indonesia adalah 625 garis CCIR (Comite Consultstive International des Radio), yang sesuai dengan kondisi tegangan dan frekuensi listrik yang digunakan hingga saat ini. Pesawat televisi memiliki beberapa saluran atau kanal dengan frekuensi yang berbeda – beda dengan tujuan agar saluran yang satu dengan saluran yang lainnya tidak saling mengganggu. Sinyal televisi bekerja pada daerah VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency) yang bergerak lurus dan tidak dapat menembus gunung – gunung yang ataupun bangunan – bangunan dengan tembok – tembok yang tebal. Hal ini berbeda dengan sinyal radio yang bergerak di udara melalui pantulan – pantulan lapisan atmosfer sehingga dapat diterima sekalipun terhalang oleh gunung – gunung atau berada pada jarak yang jauh. Untuk menerima sinyal televisi yang dipancarkan dari daerah yang cukup jauh, maka diperlukan stasiun rele yang dibangun di tempat – tempat yang tinggi atau menggunakan jasa satelit komunikasi yang dengan setia mengorbit bumi pada lintang, bujur dan ketinggian tertentu.
Comments